Hari Kasih Sayang (Valentine's Day)
Waduh
besok Valentine’s day (selanjutnya disingkat “Valday”), gawat... gawaaat
aaaak!. Suara-suara jomblo berkumandang mengalahkan speaker adzan bocah SD yang
baru belajar ngaji. Kenapa mblo? Kenapa panik? Bukannya ente udah punya alibi
bangke: Gua ini single bermartabat, dan bukan jomblo keramat. Padahal apa
bedanya, ye kan? Huh...
Valday
tahun ini adalah yang paling mengharukan, gimana mungkin tepat di malam minggu.
Banyak aliansi pemuda beriman tetangga sebelah yang tiba-tiba muncul keroyokan
di internet nulis no valday atau apalah, kali ini ane setuju sama pemuda-pemudi
ini; ane mendukung gerakan tolak valday karena bukan apa-apa, bikin mata sepet
dan hati perih para Tuna Asmara yang dilindungi Undang-Undang adalah “Perbuatan
Tidak Menyenangkan” dan bisa dipidanakan!. Bukankah “Fakir Miskin dan Tuna
Asmara terlantar dipelihara oleh Negara?” *UUD mana UUD?*
Jujur
aja yang paling ane tunggu-tunggu ketika hari valday tiba, bukan moment orang
pacaran yang saling tukar “coki-coki” atau ratapan jomblo yang jadi
bulan-bulanan SMS operator minta kuota, tapi moment dimana valday dijadikan
debat kusir tahunan dan musti jadi agenda wajib nge-war para netizen, selain
“Haram-nya mengucapkan ‘Selamat Natal’ di posisi pertama dan “Haramnya merayakan
Hari Kartini” di runner up 2! *apaan
Ane
pernah baca tulisan tentang mengapa valday itu gak baik, list ini diambil dari
berbagai sumber web radikal 2D :
1. Valday Buat Kumpul Kebo Massal
Ciiiee
mesum!, sebenarnya “budaya” kumpul kebo remaja atau orang tua labil di
Indonesia (baca: diamanapun) sudah menjamur dari zaman lukisan tangan muncul di
dinding goa sampai pesawat antariksa masuk bekasi dengan kecepatan 10 tahun
cahaya, tapi karena razianya atau apesnya ketangkap di valday, jadi ini hari
dijadikan kambing hitam.
Misalkan
ada sekelompok pemuda yang kepergok massal berhubungan intim habis upacara
tujuh-belasan di kampung (sebut saja) “A”, masa’ tujuh-belasannya disalahin
juga?
2. Valday Bisa Berakibat Aborsi
Survey
Kita Sayang Remaja (KISARA) pada tahun 2009 menyatakan bahwa jumlah kasus
aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta, 30 persen di antaranya
dilakukan oleh para remaja (sumber: http://regional.kompas.com/…/2.3.Juta.Kasus.Aborsi.Per.Tahu…).
Dan tidak satupun sumber yang menyatakan penyebab utamanya karena merayakan
Valday atau bahkan nilai presentase tertinggi diangka tersebut karena hari
dimaksud. Perilaku seks bebas remaja Indonesia bahkan sudah sampai usia Sekolah
Menengah Pertama yang umumnya terjadi akibat dominasi pergaulan tidak lazim
sampai penggunaan internet tidak sehat serta lemahnya sosialisasi pendidikan
seks dini di sekolah-sekolah.
Jadi
Valday itu hanya “alat” terakhir dari kesalahan mindset tentang perilaku budaya
barat. Alasan dari akibat aborsi gak perlu nunggu jadwal valday yang setahun
sekali kok, tiap malam minggu juga lazim terjadi. grebek grebek grebeeek!
3. Daripada Merayakan Valday, Lebih Baik Mengisi Sesuatu
yang Bermanfaat untuk Meningkatkan Prestasi
Aih!
Why so fvkin serious? Kalau kreatif, valday sebenarnya bisa dijadikan sarana
wirausaha yang paling kekinian, misalnya ente yang muda-tamvan-belia punya ide
bisnis yang anti-mainstream kayak jualan salad ubur-ubur cintah atau bakso
lope-lope di hari ini atau bikin Forum Peduli Mantan dengan ngumpulin koin buat
didonasikan kepada siapa saja yang membutuhkan *nngggg?, omsetnya bisa lumayan
loh. Bukankah ini satu bentuk prestasi juga?
Dan
yang terpenting ada ribuan orang diluar sana yang bisa makan hari ini karena
jualan pernak-pernik valday.
4. Valday Itu Budaya Barat Yang Bertentangan dengan Budaya
Indonesia
Ciee yang pakai sosmed, gadget, sama
bahasa asing terus nongki-nya di tempat hasil bisnis waralaba asing. Rame-rame
nulis hastag #NoValentine’s day tapi kampanye-nya pake
Facebook? Belanga mana belanga!. Begini kalau ente-ente yang sholeh-solihun
ngikut dan hanya memikirkan kegiatan negatifnya, ya ente yang salah. Ambil
positifnya, ente bisa bikin konsep “kasih sayang” yang universal: mengumpulkan
coklat atau apa saja dalam bentuk niat kasih sayang terus ente kasih ke
sahabat, pacar (eh pacar? Emang ente punya?), keluarga atau orang tua.
Emang
salah ya ngasih coklat ke Emak? Terus ente mau bilang “Alaaah, kalau gitu mah
ngapain nunggu palentin, kan bisa kapan aja!” Bagus dah kalau ente mikirnya
gitu, dicatet tuh, gak ada yang menyangkal bahwa setiap hari bisa dijadikan
sebagai hari kasih sayang, tapi menggunakan satu hari sebagai momen spesial
mengungkapkan kasih sayang kepada seseorang bisa dijadikan sebuah bentuk
apresiasi. Kita sayang emak ada Hari Ibu, kita saya bapak ada Hari Ayah, kita
sayang keluarga ada lebaran, natalan, taon baru. Palentin? Momen universal yang
dirayakan milyaran makhluk hidup bernama manusia yang sebetulnya bisa kita
angkat tanpa sekat-sekat perbedaan. Dan kita butuh satu hari untuk saling
mengingatkan, karena dengan begitu sesuatu tersebut bisa dikatakan “spesial”.
Terus
apa kita masih mau bilang: kita gak butuh lebaran, bermaaf-maaf kan bisa kapan
aja? Apa kita masih butuh ke gereja, berdoa-kan bisa dimana dan kapan saja?
5. Valday Itu Bertentangan dengan Iman Ane!
Sebenarnya
kalau mau jujur poin ke-5 ini adalah sumber utama yang kemudian menjadikan
poin-poin diatasnya sebagai alasan pelengkap derita. Ente mau cerita panjang
lebar history tentang valday yang berasal dari agama X dan atau merupakan
bentuk dari ritual paganisme, sah-sah saja, kalau ente bergerak pada konsep
tersebut “kasih sayang” yang ingin dimunculkan tentu akan menjadi kerdil.
Bukankah
segala sesuatu kembali kepada niat?
“Agama
akan menjadi kerdil jika tidak mampu melampaui restriksi sosio-humanis, agama
adalah pembodohan jika tidak bisa menyelaraskan poros pengetahuan manusia yang
memanusiakan manusia lain, agama adalah kejahatan jika anarki adalah jalan
tengah dari sebuah tendensi provokatif, agama adalah kemiskinan jika dijadikan
objek komersial dari dalil doa-doa yang diperjualbelikan” -CRS
Mengenai
mini market yang menjual paket coklat dengan alat kontasepsi sebaiknya
pihak-pihak terkait seperti kementrian pedagangan bisa memberikan sanksi tegas
atau bahkan mencabut izin mini market tersebut. Bangsa Indonesia adalah bangsa
yang masih memegang teguh nilai-nilai keagamaan. Tapi bukan berarti segala
sesuatu tiba-tiba menjadi alat perpecahan dan bacotan dengan alasan agama kan?
Ane
ngerti maksud dan tujuan ente yang barokah, bahwa kegiatan berlebihan dalam
valday yang musti kita sepakati bersama adalah sebagai hal yang benar-benar
salah. Sekali lagi, Bukankah yang terpenting adalah “Niat”? Lantas mengapa kita
buat kampanye #NoValentine’sDay dan bukan alasan urgensi yang sebenarnya;
mengapa gak kita bikin kampanye nasional #NoABORSI atau #NoKumpulKebo atau #BahayaSeksBebas buat adik-adik generasi muda
kita (atau mungkin diri kita sendiri),
Dan
yang lebih penting adalah #SaveIndonesia dari kemunduran pikir!
Penulis :
Christine Rafaella Simamora
Category: Christine Rafaella Simamora, Motivasi, Pemikiran, Special Days, Valentine's Day
gw sedih bacanya, ini derita tiada akhir aki :'(
Sedih knpa? Kok derita tiada akhir? Sabar... nasib negara kita hehehhe
Dan yang lebih penting adalah #SaveIndonesia dari kemunduran pikir!
setuju banget, dan mengenai Valentine Days kemarin itu, kalau menurut saya pribadi, menanggapi hari Valentine itu sebenarnya tergantung pada diri masing-masing bagaimana cara kita menyikapi, menilai dan mengartikan makna hari itu sendiri. Karena pada dasarnya segala sesuatu itu memiliki sisi positip dan juga sisi negatipnya, saya sendiri tidak pernah merayakan atau men-special-kan hari itu,
Kalau sekedar menggunakan moment hari Valentine sebagai hari untuk berbagi hadiah dan mengungkapkan rasa sayang dan cinta kepada orang-orang yang disayang, saya rasa tidak ada masalah.
Dan itu juga sebenarnya dapat kita lakukan setiap hari. Tanpa harus menunggu hari Valentine tiba.
Dan kalaupun ada mereka yang merayakan hari Valentine dengan (maaf) mengumbar syahwat dan bahkan sampai ada yg mengorbankan (maaf) keperawanan, menurut saya yang melakukan itu adalah orang-orang/mereka yang tidak memahami arti dan esensi Cinta yang sesungguhnya.
Intinya, terutama kita sebagai muslim harus cerdas dalam menyikapi sesuatu hal.
denan begitu heeebohnya orang-orang yang pro kontra terhadap hari valentine, mereka melupakan kalau tanggal 14 Februari itu juga hari International Book Giving Day :)
Oh iya, sukses follow di #2
^_^
Betul itu.. ada kalanya kita menyisihkan 1 hari untuk merayakan hari yang begitu sepele.. contohnya kasih sayang, hari ibu, hari ayah, hari kebangkitan nasional ini guna mengingatkan bahwa kita mengkhususkan atau mengingatkan bahwa hari itu kita perlu mengngat jasa seseorang ataupun mengingat ada semangat yang harus kita jaga dan bangkit dari keterpurukan ... terima kasih: )