>

Blog yang Memotivasi Anda

Hot

Hari Kasih Sayang (Valentine's Day)

Admin | 2/13/2015 07:44:00 AM | 5 komentar

Waduh besok Valentine’s day (selanjutnya disingkat “Valday”), gawat... gawaaat aaaak!. Suara-suara jomblo berkumandang mengalahkan speaker adzan bocah SD yang baru belajar ngaji. Kenapa mblo? Kenapa panik? Bukannya ente udah punya alibi bangke: Gua ini single bermartabat, dan bukan jomblo keramat. Padahal apa bedanya, ye kan? Huh...
Valday tahun ini adalah yang paling mengharukan, gimana mungkin tepat di malam minggu. Banyak aliansi pemuda beriman tetangga sebelah yang tiba-tiba muncul keroyokan di internet nulis no valday atau apalah, kali ini ane setuju sama pemuda-pemudi ini; ane mendukung gerakan tolak valday karena bukan apa-apa, bikin mata sepet dan hati perih para Tuna Asmara yang dilindungi Undang-Undang adalah “Perbuatan Tidak Menyenangkan” dan bisa dipidanakan!. Bukankah “Fakir Miskin dan Tuna Asmara terlantar dipelihara oleh Negara?” *UUD mana UUD?*
Jujur aja yang paling ane tunggu-tunggu ketika hari valday tiba, bukan moment orang pacaran yang saling tukar “coki-coki” atau ratapan jomblo yang jadi bulan-bulanan SMS operator minta kuota, tapi moment dimana valday dijadikan debat kusir tahunan dan musti jadi agenda wajib nge-war para netizen, selain “Haram-nya mengucapkan ‘Selamat Natal’ di posisi pertama dan “Haramnya merayakan Hari Kartini” di runner up 2! *apaan
Ane pernah baca tulisan tentang mengapa valday itu gak baik, list ini diambil dari berbagai sumber web radikal 2D : 

1. Valday Buat Kumpul Kebo Massal
Ciiiee mesum!, sebenarnya “budaya” kumpul kebo remaja atau orang tua labil di Indonesia (baca: diamanapun) sudah menjamur dari zaman lukisan tangan muncul di dinding goa sampai pesawat antariksa masuk bekasi dengan kecepatan 10 tahun cahaya, tapi karena razianya atau apesnya ketangkap di valday, jadi ini hari dijadikan kambing hitam.
Misalkan ada sekelompok pemuda yang kepergok massal berhubungan intim habis upacara tujuh-belasan di kampung (sebut saja) “A”, masa’ tujuh-belasannya disalahin juga?

2. Valday Bisa Berakibat Aborsi
Survey Kita Sayang Remaja (KISARA) pada tahun 2009 menyatakan bahwa jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta, 30 persen di antaranya dilakukan oleh para remaja (sumber: http://regional.kompas.com/…/2.3.Juta.Kasus.Aborsi.Per.Tahu…). Dan tidak satupun sumber yang menyatakan penyebab utamanya karena merayakan Valday atau bahkan nilai presentase tertinggi diangka tersebut karena hari dimaksud. Perilaku seks bebas remaja Indonesia bahkan sudah sampai usia Sekolah Menengah Pertama yang umumnya terjadi akibat dominasi pergaulan tidak lazim sampai penggunaan internet tidak sehat serta lemahnya sosialisasi pendidikan seks dini di sekolah-sekolah.
Jadi Valday itu hanya “alat” terakhir dari kesalahan mindset tentang perilaku budaya barat. Alasan dari akibat aborsi gak perlu nunggu jadwal valday yang setahun sekali kok, tiap malam minggu juga lazim terjadi. grebek grebek grebeeek!

3. Daripada Merayakan Valday, Lebih Baik Mengisi Sesuatu yang Bermanfaat untuk Meningkatkan Prestasi
Aih! Why so fvkin serious? Kalau kreatif, valday sebenarnya bisa dijadikan sarana wirausaha yang paling kekinian, misalnya ente yang muda-tamvan-belia punya ide bisnis yang anti-mainstream kayak jualan salad ubur-ubur cintah atau bakso lope-lope di hari ini atau bikin Forum Peduli Mantan dengan ngumpulin koin buat didonasikan kepada siapa saja yang membutuhkan *nngggg?, omsetnya bisa lumayan loh. Bukankah ini satu bentuk prestasi juga?
Dan yang terpenting ada ribuan orang diluar sana yang bisa makan hari ini karena jualan pernak-pernik valday.

4. Valday Itu Budaya Barat Yang Bertentangan dengan Budaya Indonesia
Ciee yang pakai sosmed, gadget, sama bahasa asing terus nongki-nya di tempat hasil bisnis waralaba asing. Rame-rame nulis hastag ‪#‎NoValentine’s day tapi kampanye-nya pake Facebook? Belanga mana belanga!. Begini kalau ente-ente yang sholeh-solihun ngikut dan hanya memikirkan kegiatan negatifnya, ya ente yang salah. Ambil positifnya, ente bisa bikin konsep “kasih sayang” yang universal: mengumpulkan coklat atau apa saja dalam bentuk niat kasih sayang terus ente kasih ke sahabat, pacar (eh pacar? Emang ente punya?), keluarga atau orang tua.
Emang salah ya ngasih coklat ke Emak? Terus ente mau bilang “Alaaah, kalau gitu mah ngapain nunggu palentin, kan bisa kapan aja!” Bagus dah kalau ente mikirnya gitu, dicatet tuh, gak ada yang menyangkal bahwa setiap hari bisa dijadikan sebagai hari kasih sayang, tapi menggunakan satu hari sebagai momen spesial mengungkapkan kasih sayang kepada seseorang bisa dijadikan sebuah bentuk apresiasi. Kita sayang emak ada Hari Ibu, kita saya bapak ada Hari Ayah, kita sayang keluarga ada lebaran, natalan, taon baru. Palentin? Momen universal yang dirayakan milyaran makhluk hidup bernama manusia yang sebetulnya bisa kita angkat tanpa sekat-sekat perbedaan. Dan kita butuh satu hari untuk saling mengingatkan, karena dengan begitu sesuatu tersebut bisa dikatakan “spesial”.
Terus apa kita masih mau bilang: kita gak butuh lebaran, bermaaf-maaf kan bisa kapan aja? Apa kita masih butuh ke gereja, berdoa-kan bisa dimana dan kapan saja?

5. Valday Itu Bertentangan dengan Iman Ane!
Sebenarnya kalau mau jujur poin ke-5 ini adalah sumber utama yang kemudian menjadikan poin-poin diatasnya sebagai alasan pelengkap derita. Ente mau cerita panjang lebar history tentang valday yang berasal dari agama X dan atau merupakan bentuk dari ritual paganisme, sah-sah saja, kalau ente bergerak pada konsep tersebut “kasih sayang” yang ingin dimunculkan tentu akan menjadi kerdil.
Bukankah segala sesuatu kembali kepada niat?
“Agama akan menjadi kerdil jika tidak mampu melampaui restriksi sosio-humanis, agama adalah pembodohan jika tidak bisa menyelaraskan poros pengetahuan manusia yang memanusiakan manusia lain, agama adalah kejahatan jika anarki adalah jalan tengah dari sebuah tendensi provokatif, agama adalah kemiskinan jika dijadikan objek komersial dari dalil doa-doa yang diperjualbelikan” -CRS
Mengenai mini market yang menjual paket coklat dengan alat kontasepsi sebaiknya pihak-pihak terkait seperti kementrian pedagangan bisa memberikan sanksi tegas atau bahkan mencabut izin mini market tersebut. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang masih memegang teguh nilai-nilai keagamaan. Tapi bukan berarti segala sesuatu tiba-tiba menjadi alat perpecahan dan bacotan dengan alasan agama kan?
Ane ngerti maksud dan tujuan ente yang barokah, bahwa kegiatan berlebihan dalam valday yang musti kita sepakati bersama adalah sebagai hal yang benar-benar salah. Sekali lagi, Bukankah yang terpenting adalah “Niat”? Lantas mengapa kita buat kampanye #NoValentine’sDay dan bukan alasan urgensi yang sebenarnya; mengapa gak kita bikin kampanye nasional ‪#‎NoABORSI atau ‪#‎NoKumpulKebo atau ‪#‎BahayaSeksBebas buat adik-adik generasi muda kita (atau mungkin diri kita sendiri), 

Dan yang lebih penting adalah ‪#‎SaveIndonesia dari kemunduran pikir!



Penulis :

Christine Rafaella Simamora

Category: , , , ,

5 komentar

  1. gw sedih bacanya, ini derita tiada akhir aki :'(

  2. Admin says:

    Sedih knpa? Kok derita tiada akhir? Sabar... nasib negara kita hehehhe

  3. Unknown says:

    Dan yang lebih penting adalah ‪#‎SaveIndonesia dari kemunduran pikir!

    setuju banget, dan mengenai Valentine Days kemarin itu, kalau menurut saya pribadi, menanggapi hari Valentine itu sebenarnya tergantung pada diri masing-masing bagaimana cara kita menyikapi, menilai dan mengartikan makna hari itu sendiri. Karena pada dasarnya segala sesuatu itu memiliki sisi positip dan juga sisi negatipnya, saya sendiri tidak pernah merayakan atau men-special-kan hari itu,

    Kalau sekedar menggunakan moment hari Valentine sebagai hari untuk berbagi hadiah dan mengungkapkan rasa sayang dan cinta kepada orang-orang yang disayang, saya rasa tidak ada masalah.
    Dan itu juga sebenarnya dapat kita lakukan setiap hari. Tanpa harus menunggu hari Valentine tiba.

    Dan kalaupun ada mereka yang merayakan hari Valentine dengan (maaf) mengumbar syahwat dan bahkan sampai ada yg mengorbankan (maaf) keperawanan, menurut saya yang melakukan itu adalah orang-orang/mereka yang tidak memahami arti dan esensi Cinta yang sesungguhnya.

    Intinya, terutama kita sebagai muslim harus cerdas dalam menyikapi sesuatu hal.

    denan begitu heeebohnya orang-orang yang pro kontra terhadap hari valentine, mereka melupakan kalau tanggal 14 Februari itu juga hari International Book Giving Day :)

  4. Unknown says:

    Oh iya, sukses follow di #2
    ^_^

  5. Admin says:

    Betul itu.. ada kalanya kita menyisihkan 1 hari untuk merayakan hari yang begitu sepele.. contohnya kasih sayang, hari ibu, hari ayah, hari kebangkitan nasional ini guna mengingatkan bahwa kita mengkhususkan atau mengingatkan bahwa hari itu kita perlu mengngat jasa seseorang ataupun mengingat ada semangat yang harus kita jaga dan bangkit dari keterpurukan ... terima kasih: )