Buanglah Kesombongan mu...
Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun
keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja, ia mengangkuti air
dengan ember & menyikat lantai rumahnya keras-keras.
Pria itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”
Sang
Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat.
Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak
puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya MERASA menjadi orang
yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini
untuk membunuh perasaan sombong saya.”
Saudaraku.....,
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita
semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.
Di tingkat pertama,
Sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua,
Sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga,
Sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik....,
Semakin tinggi tingkat kesombongan, Semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Semakin tinggi tingkat kesombongan, Semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun
sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi
karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Cobalah setiap hari, kita memeriksa batin kita.
Kesombongan hanya akan membawa kita pada kejatuhan yang
dalam.
0 komentar